Ciri-ciri HP Kentang, Ternyata Ada yang Kelas Mahal Juga Lho!

Share:

Julukan "HP Kentang" hadir dan semakin populer belakangan ini semenjak banyak vendor smartphone yang mengeluarkan HP baru dengan spesifikasi berbeda-beda serta semakin canggih. Kalimat "HP Kentang" mulai hadir di kalangan gamer atau penggiat gadget.

HP kentang sendiri merupakan singkatan dari "kena anggung" yang merujuk pada spesifikasi smartphone tersebut. Lalu, apa sih yang dimaksud dengan HP kentang? HP yang seperti apa yang bisa disebut dengan HP kentang?


Ciri-Ciri HP Kentang


HP kentang disandarkan pada produk smartphone yang kurang mumpuni untuk digunakan saat bermain game karena terlalu berat dan menyebabkan HP menjadi lemot. Bisa dikatakan HP kentang adalah istilah untuk HP yang memiliki spesifikasi pas-pasan.

Meski disebut spesifikasi pas-pasan, smartphone yang masuk ke dalam kategori HP kentang adalah ponsel-ponsel entry-level yang memiliki kapasitas baterai kurang dari 4.000 mAh dengan RAM hanya sebesar 2 GB dan media penyimpanan sekitar 16 GB.

Media penyimpanan sebesar 16 GB dikatakan kurang karena ukuran aplikasi yang semakin membesar dari waktu ke waktu. Bahkan untuk kelas entry-level pun saat ini kapasitas memori internalnya idealnya adalah minimal 32 GB.

Penilaian HP Kentang bisa dibilang bersifat subjektif yang artinya tidak ada spesifikasi khusus untuk menentukan bahwa HP tersebut masuk ke dalam kategori HP kentang. Jadi, istilah HP kentang ini bisa disandarkan pada semua HP.

Biasanya, HP kentang muncul ketika ada sebuah HP yang memiliki spesifikasi nanggung dibandingkan dengan smartphone lainnya dengan harga sekelas. Jadi, HP kenang memang sangat subjektif bahkan bisa disandarkan kepada HP dengan jelas yang mahal sekalipun.

Risiko Main Game dengan HP Kentang

Karena HP Kentang muncul di kalangang gamer, tentunya HP yang disebut-sebut sebagai HP kentang adalah HP yang tidak bisa digunakan untuk bermain game berat seperti Mobile Legends, Playerunknown's Battleground (PUBG), Fortnite, Call of Duty Mobile dan League of Legends.

Tentunya, penyebutan HP kentang kepada HP yang tidak bisa digunakan untuk memainkan game online besar menyebabkan beberapa risiko seperti di bawah ini.

1. HP Overheat atau Panas Berlebih

HP kentang biasanya disandarkan pada HP yang saat penggunanya memainkan game di smartphone malah menyebabkan kondisi overheat alias panas yang berlebih. Hal ini bisa terjadi karena disebabkan oleh pergerakan arus listrik secara terus menerus pada perangkat HP.

Munculnya panas pada smartphone yang sedang digunakan merupakan kondisi yang wajar. Namun, beberapa HP menimbulkan panas yang tidak normal atau berlebih karena disebabkan oleh bermain game. Ini bisa terjadi ketika spesifikasi HP terlalu rendah. Akibatnya, komponen pada HP seperti CPU, GPU dan baterai harus bekerja terlalu keras serta menimbulkan panas yang berlebih.

2. Game Jadi Ngelag

HP kentang dengan spesifikasi yang pas-pasan akan tidak mampu menangani kebutuhan game di smartphone sehingga menyebabkan macet atau lag saat sedang bermain game. Pengguna akan merasa terganggu ketika sedang menikmati sesi bermain.

Apalagi jika sedang bermain game yang bersifat kompetitif dan memerlukan reaksi cepat. Sehingga penyebutan HP kentang sering terjadi kepada HP yang selalu lag ketika digunakan untuk bermain game berat.

3. Baterai Cepat Rusak

Memaksakan HP dengan spesifikasi yang tidak pas untuk bermain game berat akan menyebabkan baterai menjadi cepat rusak. HP yang digunakan untuk bermain game akan lebih sering di-charging dan menyebabkan kesehatan baterainya menurun.

HP yang memang digunakan khusus untuk keperluan gaming akan dilengkapi dengan baterai berkapasitas besar dan fitur pelindung arus listrik yang memadai oleh produsen HP.

Itulah informasi mengenai penyebutan HP kentang pada smartphone tertentu serta risiko yang terjadi bila HP dengan kapasitas pas-pasan cenderung rendah dipaksa untuk digunakan bermain game online berkapasitas tinggi. Jadi, silahkan pilih smartphone yang sesuai untuk keperluan sehari-hari Anda agar HP Anda tidak dijuluki HP kentang.

(cnbcindonesia.com/Tech - Tim Redaksi)

No comments